Keraton Ngayogyakarta HadiningratKeraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta (bahasa Jawa: ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠꦲꦢꦶꦤꦶꦔꦿꦠ꧀, translit. Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat) merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang kini berlokasi di Kota Yogyakarta.
Keraton ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I pada tahun 1755 sebagai Istana/Keraton Yogyakarta yang baru berdiri akibat perpecahan Mataram Islam dengan adanya Perjanjian Giyanti.
Keraton ini adalah pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat dari Kesunanan Surakarta (Kerajaan Surakarta). Sehingga dinasti Mataram diteruskan oleh 2 Kerajaan yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta.
Total luas wilayah keseluruhan keraton yogyakarta mencapai 184 hektar, yakni meliputi seluruh area di dalam benteng Baluwarti, alun-alun Lor, alun-alun Kidul, gapura Gladak, dan kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta.
Sementara luas dari kedhaton (inti keraton) mencapai 13 hektar. Walaupun Kesultanan Yogyakarta secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1945, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta.
Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.[1]
Keraton ini didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I pada tahun 1755 sebagai Istana/Keraton Yogyakarta yang baru berdiri akibat perpecahan Mataram Islam dengan adanya Perjanjian Giyanti.
Keraton ini adalah pecahan dari Keraton Surakarta Hadiningrat dari Kesunanan Surakarta (Kerajaan Surakarta). Sehingga dinasti Mataram diteruskan oleh 2 Kerajaan yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta.
Total luas wilayah keseluruhan keraton yogyakarta mencapai 184 hektar, yakni meliputi seluruh area di dalam benteng Baluwarti, alun-alun Lor, alun-alun Kidul, gapura Gladak, dan kompleks Masjid Gedhe Yogyakarta.
Sementara luas dari kedhaton (inti keraton) mencapai 13 hektar. Walaupun Kesultanan Yogyakarta secara resmi telah menjadi bagian Republik Indonesia pada tahun 1945, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta.
Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.[1]
LPPL RADIO DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
- Swara Dhaksinarga FM Kabupaten Gunung Kidul